Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 19 Januari 2015

Sumberdaya Alam Mencapai Batas Puncak

1 komentar :

Sumberdaya Alam Mencapai Batas Puncak

Para ahli ekologi bersama-sama dengan ahli ekonomi dan keberlanjutan menganalisa produksi dan tingkat ekstraksi sumberdaya alam tidak terbarukan dan terbarukan. 


Para ahli menemukan bahwa 20 sumber daya alam terbarukan seperti beras, gandum dan kedelai mewakili 45% dari global calorie intake berdasarkan FAO (Food and Agriculture Organization) PBB, bersama dengan produk dari binatang seperti ikan, daging, susu dan telur. Dari 18 sumber terbarukan ini tingkat pertumbuhan tahunannya telah mencapai puncak pada tahun 2006 yang lalu.

Istilah batas puncak dalam diskusi penggunaan sumberdaya alam diawali pada pertengahan tahun 1970-an ketika terjadi krisis minyak. Analisa batas puncak mintak pada tahun tersebut menyebutkan bahwa ekstraksi minyak akan menurun. "Komoditi kunci yang dibutuhkan manusia untuk makanan dan dipanen terbatas," ungkap Dr. Seppelt, Kepala Departement Ekologi Lansekap UFZ. Sumberdaya alam menjadi semakin langka. Yang mengejutkan, para ahli menemukan tidak hanya 20 sumberdaya alam yang sudah mencapai batas puncaknya, 16 diantaranya sudah terjadi diantara tahun 1988 dan 2008 -  waktu yang cukup singkap dalam sejarah kemanusiaan. Tingkat pertumbuhan global maksimum untuk kedelai pada tahun 2009, susu tahun 2004, telur tahun 1993 dan untuk tangkapan ikan tahun 1988. 

Dr. Seppelt memberikan penjelasan mengapa banyak tahun-tahun puncak muncul pada saat yang hampir bersamaan. Pertumbuhan populasi dunia menjadi penggerak utamanya. Dengan meningkatnya pipulasi di dunia beberapa dekade terakir seperti di  India dan China, permintaan sumberdaya meningkat berikut tekanan untuk memproduksi lebih banyak makanan. Di sisi lain sudah tidak memungkinkan lagi untuk melakukan intensifikasi pertanian. "Para ahli melihat kesempatan peningkatan sebesar dua persen per tahun dari teknik peternakan dan pengembanagn organisme secara genetik," kata Dr. Seppelt. meskipun demikian dia menambahkan "Komunitas global perlu menerima bahwa bahan baku terbarukan juga akan mencapai batasnya." 

Sumber: sciencedaily.com

1 komentar :