Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 14 Oktober 2014

Megapolitan Melahap Planet Bumi

1 komentar :

Pada tahun 1990 hanya ada 10 "kota megapolitan", dan hanya mendiami sekitar tujuh persen dari populasi global dunia. Sekarang terdapat 28 kota megapolitan, menurut laporan PBB pada report untuk World Urbanization. Jumlah orang yang tinggal di kota-kota besar telah berkembang dari 153 juta menjadi 453 juta selama periode tersebut, berdasarkan laporan PBB. Sekitar 12 persen dari populasi dunia tinggal di salah satu kota tersebut, sementara 54 persen hidup di daerah perkotaan, diperkirakan akan tumbuh menjadi 66 persen pada tahun 2050. Pada tahun 2030, dunia diproyeksikan akan mempuyai 41 kota megapolitan tersebut.

Dari 28 kota tersebut, enam belas di Asia, empat di Amerika Latin, tiga masing-masing berada di Afrika dan Eropa, dan dua di Amerika Utara. Tokyo memimpin daftar dengan lebih dari 38 juta orang tinggal di wilayah metro-nya. Delhi menduduki tempat kedua dengan 25 juta. Namun, penduduk Tokyo diproyeksikan akan menyusut sementara Delhi diperkirakan akan tumbuh pesat sampai dua kali lipatnya kota yang hampir menyamai populasinya adalah berturut-turut Shanghai, Mexico City, Sao Paolo dan Osaka mengikuti dengan lebih dari 20 juta masing-masing. Beijing memiliki hampir 20 juta.

Sementara itu, penduduk pedesaan diperkirakan menyusut. Hingga saat ini terdapat 3,4 miliar dan diperkirakan akan menurun menjadi 3,1 miliar pada tahun 2050 dan mayoritas 3,9 juta penduduk perkotaan bumi tinggal di kota-kota kecil, meskipun banyak dari mereka adalah salah satu kota yang tumbuh tercepat.

Urbanisasi ini memiliki beberapa implikasi positif bagi lingkungan dan perubahan iklim. Laporan ini menekankan bahwa perencanaan kota akan penting bagi pembangunan ekonomi dan manusia, dengan memperhatikan isu-isu seperti perawatan kesehatan, pendidikan, transportasi umum, perumahan, listrik, air dan sanitasi. Ia mengatakan bahwa menyediakan layanan tersebut untuk populasi perkotaan yang padat biasanya lebih murah dan mempunyai dampak merusak lingkungan lebih kecil dibandingkan memberikan layanan tersebut kepada penduduk pedesaan yang tersebar.

"Mengelola daerah perkotaan menjadi salah satu tantangan pembangunan yang paling penting dari abad ke-21," kata John Wilmoth, direktur Departemen PBB Urusan Ekonomi dan Sosial Divisi Populasi. "Kesuksesan kami atau kegagalan dalam membangun kota berkelanjutan akan menjadi faktor utama dalam keberhasilan agenda pembangunan PBB pasca-2015."

baca laporan; UN report on World Urbanization

1 komentar :