Sebuah bukti dari laporan ilmiah yang berasal dari penelitian di gua-gua Siberia menunjukkan bahwa kenaikan suhu global 1.5C dapat menyebabkan pencairan permafrost di sebagian besar wilayah Siberia yang luas.
Studi tersebut menunjukkan bahwa lebih dari satu triliun ton CO2 dan gas metana dapat dilepaskan ke atmosfer sebagai konsekuensinya.
Sebuah tim internasional yang telah mempublikasikan hal tersebut secara detail dalam the Journal Science.
Bukti itu berasal dari analisisa pada stalaktit dan stalagmit di gua-gua sepanjang "perbatasan permafrost".
Di sini tanah secara permanen membeku di lapisan yang mencapai puluhan hingga ratusan meter tebalnya.
Stalaktit dan stalagmit hanya tumbuh ketika air hujan meneteskan cairannya dari salju yang mencair ke dalam gua.
Sehingga ini adalah rekor formasi 500.000 tahun perubahan kondisi permafrost termasuk periode yang hangat mirip dengan iklim yang terjadi saat ini.
Catatan dari periode hangat tersebut disebut Marine Isotopic Stage 11, yang terjadi sekitar 400.000 tahun yang lalu, menunjukkan bahwa pemanasan suhu global 1.5C dengan kondisi saat ini cukup untuk menyebabkan mencairnya permafrost secara besar-besaran bahkan di daerah yang jauh dari batas utara hingga selatan yang membatasi.
"Stalaktit dan stalagmit dari gua ini adalah cara untuk melihat kembali pada masa lalu di periode yang mempunyai tingkat kehangatan mirip dengan iklim modern kita sekarang dan seberapa jauh pengaruh permafrost meluas diSiberia," kata Dr Anton Vaks dari University of Oxford.
"Kondisi permafrost meliputi 24% dari permukaan tanah belahan bumi utara, pencairan es secara signifikan dapat mempengaruhi wilayah yang luas dan pelepasan miliaran ton karbon ke atmosfer."
Dia menambahkan, "'Hal ini memiliki implikasi besar bagi ekosistem di wilayah tersebut, dan aspek-aspek yang menyangkut kehidupan manusia.
"Misalnya, fasilitas gas alam di wilayah tersebut, jaringan listrik, jalan, kereta api dan bangunan semuanya dibangun di atas permafrost sehingga rentan terhadap pencairan es tersebut yang dapat merusak infrastruktur ini dengan membawa implikasi ekonomi yang besar."
sumber: bbc
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar