Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 01 Maret 2013

5 Alasan Mengurangi Minum dari Air Kemasan

Tidak ada komentar :
Mahal, terbuang percuma dan kontras dengan kepercayaan umum bahwa air kemasan tidaklah lebih sehat dari air biasa. Air minum kemasan adalah air sehat - atau seperti yang dikatakan marketer agar kita percaya. Cobalah  Anda menengok label atau iklan air minum: dari kolam sumber yang murni, berasal dari pegunungan, sehat dan aman. Diperlihatkan orang-orang yang sehat dan aktif meminumnya ketika bersepeda di taman dan dalam perjalanan menuju studio yoga.

Kenyataannya, air dalam botol kemasan hanyalah air. Namun fakta ini tidak hanya membuat orang berhenti untuk membelinya. Diperkirakan berbagai tempat di dunia, penjualannya antara 50$ dan 100$ milyar per tahun dengan pasar yang semakin meluas dengan permulaan tingkat tahunan sebesar 7%.


Air kemasan merupakan bisnis yang besar, namun dalam hal keberlanjutan, air minum kemasan dalam botol adalah sumur kering. selain mahal, berakhir menjadi sampah dan mengaihkan perhatian dari isu kesehatan yang sebenarnya; konstruksi dan maintenace dar sistim air kota yang aman. Berikut ini daftar alasan yang solid untuk menghindari kebiasaan minum air botol kemasan.

(1) Air minum dalam botol nilainya tidak sepadan
Ambil contoh, produk air minum kemasan seperti Amerika seperti milik Pepsi, Aquafina atau kepunyaan Coca-Cola, Dasani, keduanya dijual dalam ukuran 20 ons dan dapat dibeli di mesin otomatis bersamaan dengan minuman ringan dan pada harga yang sama. Berasumsi bahwa Anda menemukan sebuah mesin penjual otomatis 1$,bekerja untuk 5 sen per ons. Dua merek ini intinya adalah air tap yang disaring yang dimasukkan ke dalam botol di titik distribusi terdekat. Sebagian besar biaya air kota kurang dari 1 sen per galon.

Bagaimana dengan di Indonesia? Botol Aqua seharga Rp.500 untuk botol kecil, Rp.1500-2000 untuk botol besar untuk 1 liter air. Harga satu galon aqua (1 galon = 18 liter) harganya berkisar Rp 11.000-12.000 an. Saat ini penyediaan dan akses air bersih di Indonesia secara umum masih belum tercover keseluruhan. Berdasarkan Sekretariat Kabinet Indonesia pada 8 Januari 2013 yang lalu harga jual air bersih saat ini berkisar Rp 4.194/m³ (1 m3 = 1000 liter), harga yang cukup murah mengingat fungsi air bersih yang sangat vital.

Coba sekarang Anda pertimbangkan perbandiangan cairan lain yang dijual dipasaran, misalnya bensin. Bahan bakar harus dipompa keluar dari tanah dalam bentuk minyak mentah dikirimkan ke pengkilangan minyak (sebagai besar setengah jalan berkeliling dunia) dan kemudian dikirimkan lagi ke stasiun pengisian.

Di Amerika, harga air per galon rata-rata berkisar 3$. Terdapat 128 ons dalam satu galon, yang saat ini pada harga faksi lebih dari 2 sen per ons. Di Indonesia, harga satu liter BBM premiun berkisar Rp. 4500 dan Pertamax berkisar Rp. 9500. Dalam hal harga versus biaya produksi, air minum kemasan jauh lebih menguntungkan daripada minyak

(2) Tidak lebih sehat dari air minum biasa
Secara teori, air minum dalam kemasan botol di Amerika berada dalam otoritas Food and Drug Administration (FDA). Dalam prakteknya, sekitar 70% air botol kemasan tidak pernah melintasi batas negara untuk dijual, sehingga dibebaskan dari pengawasan FDA.

Di sisi lain, sistim air di negara maju sudah diregulasikan. Di Amerika misalnya, air kota berada di bawah Environmental Protection Agency  dan secara reguler dicek bakteri dan senyawa kimia beracun. Apabila ingin mengetahui kualiats air, di Amerika dapat mengecek di website badan tersebut. Di negara berkembang seperti di Indonesia, air yang langsung tersedia dapat dimiun ketersediaannya masih sangat terbatas dan PDAM sedang mengusahakan untuk memperluas layanan ini. Kontrol dan monitoring kualitas air biasanya juga dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup setempat meskipun belum secara komprehensif dilakukan dan diinformasikan kepada masyarakat luas.

Sementara itu beberapa lapisan masyarakat di Amerika mengatakan bahwa banyak sistem air perkotaan sudah tua dan masih ada ratusan kontaminan kimia yang tidak ada standar yang telah ditetapkan, namun bukti empiris yang ada sangat sedikit  yang menunjukkan bahwa botol air adalah bersih atau lebih baik daripada air biasa.

(3) Air botol kemasan berarti menghasilkan sampah
Air dalam kemasan botol memprouski 1,5 juta sampah plastik pertahun. Berdasarkan Food and Water Watch , untuk membuat plastik dibutuhkan hingga 47 juta galon mintak pertahun dan plastik digunakan untuk membungkus minuman yang berkualitas tinggi dan permintaannya tinggi dari pengepul, sedangkan lebih dari 80% botol plastik ini dibuang begitu saja.

Maka dapat diasumsikan bahwa botol kosong setara dengan limbah atau sampah kaleng. Sampaj plastik saat ini berada pada volumen yang sangat besar dan berputar-putar di samudra-samudra utama di dunia. Ini memperlihatkan risiko yang bersar untuk kehidupan lautan, terbunuhnya burung dan ikan karena salah mengenai sampai sebagai makanannya. Ditambah lagi dengan penguraian sampah yang sangat lambat (diperkirakan mencapai hingga 500 tahun), sebagian besar sampah yang pernah diproduksi di masa lalu masih ada hingga saat ini- namun tidak diketahui atau tidak terdeteksi tepatnya di mana.



(4) Air minum kemasan artinya lebih sedikit perhatian pada sistim air publik
Banyak orang di negara maju yang minum air kemasan karena tidak menyukai rasa dari air tap setempat dan mempertanyakan keamanannya. Di negara berkembang seperti Indonesia, air botol kemasan dinilai lebih praktis dan jauh lebih aman kualitasnya. Satu kali publik diarahkan ke ke solusi mudah namun tidak berkelanjutan ini maka akan sulit untuk meyakinkan untuk lebih banyak berinverstasi untuk meng up grade sistim air publik atau menambah apa yang kurang di dalam sistim itu.

Sebetulnya ada banyak permintaan untuk mengupgrade sistim air publik menjadi lebih baik. Misalnya di California, Amerika, American Society of Civil Engineers memperkirakan dibutuhkan dana 17,5 juta $ untuk memperbaiki infrastuktur air minum pada tahun 2005. Di tahun yang sama, negara kehilangan 222 juta galo air minum karena kebocoran pipa.

(5) Korporasi Air
Di dalam film dokumenter Thirst, penulis Alan Snitow dan Deborah Kaufman mendemonstrasikan privatisasi seluruh dunia yang cepat dari pasokan air kota, dan efeknya pada ekonomi lokal.

Air disebut sebagai "Emas Biru" pada abad 21. Hal ini dikontribusikan dan disebabkan karena meningkatkan urbanisasi dan penduduk, pergeseran iklim dan polusi industri, air tawar menjadi sumber daya yang paling berharga.

Perusahaan multinasional melangkah untuk membeli hak tanah dan distribusi mana pun mereka bisa, dan industri air kemasan merupakan komponen dan komoditi penting bagi orang banyak. Harus diingat bahwa air adalah hak dasar manusia: hak atas akses ke air yang aman dan terjangkau.

Apa yang bisa  Anda lakukan?
Ada alternatif yang lebih mudah daripada air botol kemasan: belilah tempat minum termos dari stainless steel dan gunakan dalam keseharian. Apabila Anda tidka menyukai rasa air di kawasan anda, belilah filter karbon. Tidak hanya membuat rasa air lebih segar juga merupakan cara hemat untuk mengubah rasa air.

Sumber: berbagai sumber

Tidak ada komentar :

Posting Komentar