Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 14 Desember 2012

Peluang Rumah Nol-Energi di Indonesia

Tidak ada komentar :
Saat ini hampir semua kegiatan kita  selalu diiringi implikasi energi tidak terkecuali rumah kita. rumah secara individual mungkin tidak begitu banyak konsumsi energi, namun bila dihitung dalam satu negara, maka konumsi energi akan menjadi jauh berlipat ganda. Bahkan di Amerika, sekitar 40% energi habis untuk energi di permukiman dan komersial.

Perlu usaha penghematan besar-besaran dalam konsumsi energi. Bila ini dilakukan maka konsumsi energi di rumah menjadi lebih efisien yang tidak hanya akan menghemat uang, tetapi juga secara drastis mengurangi emisi karbon. Jadi mengapa membangun sebuah bangunan yang menggunakan energi yang lebih sedikit ketika kita bisa membuat satu yang menggunakan energi sama sekali?

Namun, seperti apakah rumah yang ramah lingkungan dan nol energi itu? Apakah kita harus kembali ke masa lalu ke rumah-rumah tradisional jaman nenek moyang kita?

Jawabannya tentu saja tidak! Ada banyak cara untuk membangun rumah nol energi. Pada dasarnya ide rumah nol energi adalah rumah yang menggunakan konsumsi energi bersih dan nol emisi karbon per tahun. Beberapa strategi utama diantaranya;

(1) menggunakan potensi alam yang ada. Salah satu contohnya adalah menggunakan potensi angin untuk pendinginan bangunan, potensi sinar matahari untuk pencahayaan maksimal di dalam bangunan. Strategi ini biasa disebut dengan passive design, yaitu desain yang mengoptimalkan potensi alam.

(2) Menggunakan sumber energi terbarukan untuk suplai energi. Indonesia adalah negara tropis yang kaya energi terbarukan. Seyogyanya kita bisa manfaatkan potensi ini dengan baik. Sumber energi terbarukan yang paling umum di negara kita adalah sinar matahari. Tidak seperti negara di iklim sedang, iklim tropis memungkinkan menerima sinar matahari sepanjang tahun. Sinar matahari bisa digunakan untuk sumber energi melalui sel surya. Sumber energi terbarukan yang lain dapat melalui microhidro-karena di Indonesia banyak sungai atau geothermal-Indonesia menyimpan cadangan besar geothermal.  Hanya saja, energi ternarukan perlu pengembangan yang lebih lanjut, dalam skala yang lebih kecil dan industri lokal yang mendukung. Namun, bila Anda tertarik, maka tidak ada salahnya untuk memulai menerapkan dan bereksperimen dalam skala rumah.

(4) Menggunakan peranti alat elektronik hemat energi. Rumah, bangunan dengan skala kecil, akan mudah untuk  memiliki  fitur elektronik hemat energi seperti lampu LED, TV, komputer. Kebutuhan air panas bisa menggunakan energi matahari.

(3) Penghuni sadar lingkungan, menerapkan perilaku hemat energi dan selalu memperbaharui pengetahuannya tentang lingkungan.

Sebetulnya bila menggunakan pendekatan desain dan perencanaan yang baik, membangun rumah nol-energi, biayanya tidak lebih dari membangun rumah secara tradisional dengan ukuran dan fitur yang hampir sama. Perkiraan perbedaan biayanya bervariasi dari 20 persen menjadi 60 persen. Harga awal membangun rumah nol-energi biasanya lebih dari sebuah rumah standar, tetapi harga sebenarnya selama masa operasi biayanya secara dramatis akan turun. Belum lagi apabila ditambahkan dengan sponsor dari pemerintah yang berhubungan dengan  potongan harga energi dan insentif lainnya (bila memang tersedia tentunya). Rumah nol-energi menghasilkan penghematan besar selama bertahun-tahun. Namun, penting untuk diingat bahwa rumah nol-energi hanya akan menjadi energi efisien jika Anda dan orang lain yang tinggal di sana mempraktekkan kebiasaan penggunaan energi yang baik.

Contoh usaha rumah yang memperhatikan konsumsi energinya di negara Asia Tenggara kawasan tropis adalah  rumah Bio-Solar (Bio-solar house) milik Soontorn Boonyatikam, seorang professor arsitektur di Chulalongkorn University Thailand yang mana dalam desainnya berusaha untuk menerapkan prinsip-prinsip rumah nol-energi. Di rumah ini, sel surya diterapkan menjadi salah satu sumber energi utamanya. Energi yang dihasilkan seluruhnya melalui panel surya. Sebuah pasokan air yang cukup dipertahankan secara kolektif melalui hujan, embun dan kondensasi dari sistem pendingin yang juga dapat didaur ulang dan digunakan untuk menyirami taman. Rumah ini juga dilengkapi dengan mobil listrik yang didukung oleh listrik surplus yang dihasilkan oleh rumah utama. Investasi tambahan untuk Rumah Bio-Solar mungkin tampaknya mahal dibandingkan dengan rumah konvensional, tetapi Anda perlu mempertimbangkan bahwa Anda tidak harus membayar untuk tagihan lain utilitas lagi setelah rumah beroperasi.

Nah, Anda tertarik untuk membangun rumah nol-energi?

Sumber: berbagai sumber

 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar