Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 12 September 2016

Pembangunan Ekonomi Setara dengan Jejak Karbon dan Emisi Gas Rumah Kaca yang lebih Besar

Tidak ada komentar :
Pembangunan di kawasan urban di berbagai kawasan, dalam gambar kota Kualalumpur Malaysia

Haruskan kemakmuran yang lebih besar menimbulkan jejak karbon yang lebih besar dan peningkatan emisi gas rumah kaca? Secara teori, tidak ada yang menunjukkan secara gamblang, namun dalam prakteknya ini tampaknya menjadi kasus yang menarik. Sebuah studi dari 138 negara dengan mengambil pendekatan global untuk koneksi antara pertumbuhan, kemakmuran dan keberlanjutan ekologis meneliti lebih dalam mengenai hal ini. Penelitian  ini diterbitkan dalam jurnal Global Environmental Change.

Max Koch peneliti dari Lund University Swedia mengemukakan "Beberapa orang berpendapat bahwa investasi yang besar dalam produksi hijau dan konsumsi yang berkelanjutan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tanpa meningkatkan emisi gas rumah kaca. Kami ingin menguji hubungan ini di dalam kenyataan, dengan mengambil perspektif global" .

Dalam semua tiga kategori ada hubungan yang jelas terhadap PDB: ada inklusi sosial yang lebih besar dan kualitas hidup meningkat sebagai negara menjadi semakin kaya dengan mengorbankan kelestarian lingkungan seperti emisi yang lebih besar dan jejak karbon.

Infografik yang menggambarkan hubungan erat antara peningkatan kesejahteraan negara dan jejak karbon yang lebih besar
Kredit: Grafik oleh Aron Strandberg

"Kami tidak mengatakan bahwa tidak mungkin untuk memisahkan pertumbuhan ekonomi dari isu-isu ekologi, namun penelitian kami pembangunan global menunjukkan hubungan yang jelas antara pembangunan ekonomi dan peningkatan emisi gas rumah kaca yang tidak bisa diabaikan," kata Max Koch.

Salah satu kesimpulan para peneliti adalah bahwa karena kebutuhan mendesak untuk mengurangi emisi global, kemungkinan untuk menurunkan pertumbuhan ekonomi harus dipertimbangkan secara serius - yaitu, dengan sengaja menurunkan prioritas pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan kebijakan.Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari Bank Dunia, Global Footprint Network dan OECD.

Apakah akan ada yang berani yang mengambil kebijakan ini?

Sumber: www.sciencedaily.com

Tidak ada komentar :

Posting Komentar