Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 24 September 2015

Di Balik Kabut Asap di Langit Indonesia

2 komentar :
Kabut asap menjadi isu serius tahunan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Tahun ini kabut asap yang bersumber dari kebakaran hutan di pulau Sumatera dan Kalimantan telah menjalar hingga negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.


Hampir setiap tahun Asia Tenggara mengalami kabut asap yang bersumber dari kebakaran di Indonesia. Hal ini menyebabkan lumpuhnya aktivitas warga karena kabut asap penutupan sekolah, pembatalan jadwal pesawat, tahun ini bahkan mengancam batalnya acara Formula Satu di Singapura. Kebakaran tersbesar yang bersumber di Sumatra dan Kalimantan ini sudah terjadi selama bertahun tahun akibat praktek tebang bakar namun pemerintah wilayah setempat gagal mengatasi permasalahan tersebut. Kebakaran ini diperburuk oleh efek fenomea cuaca El Nino pemicu musim kemarau berkepanjangan sehingag memicu api di atas tanah yang kering.

Puluhan ribu orang jatuh sakit dan kabut tebal belum menunjukkan tanda penipisan. Kabut ini telah menyebabkan  kerugian ekonomi jutaan dolar. Selain itu kabut asap menyebabkan kuaitas udara menurun drastis dan menganggu jarak pandang di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Penyebab utamanya akibat ulah manusia yaitu kebakaran ilegal pda lahan gambut dan hutan di Pulau Sumatra dan Kalimantan untuk memperluas lahan kelapa sawit, perkebunan pulp dan kertas. Perluasan ini disebabkan meningkatnya jumlah permintaan global untuk minyak kelapa sawit yang merupakan bahan utama barang sehari-hari seperti sampo dan biskuit. Ditambah dengan tekanan El Nino menambah kondisi yang kering dari biasanya.


Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hal ini. Helikopter dan pesawat yang membawa bom air dikerahkan juga melibatkan bahan kimia untuk memicu mendung dan hujan telah dilakukan. Sekitar 3000 personil militer dan polisi tambahan telah dikirim ke lokasi untuk membantu mengurangi kebakaran dan menangkap pelaku kebakaran. Pihak kepolisian mengemukakan 133 orang dan tujuh perusahaan sedang diselidiki atas kasus kebakaran ilegal.

Meskipun hukuman atas tindakan ini sudah jelas dan denda besar, namun enegakan hukum di Indonesia masih lemah dan korupsi masih marak. Perusahaan besar memiliki kebijakan untuk tidak membakar hutan diragukan bahwa mereka tidak akan melanggar dan pemilik tanah kecil juga ikut dipersalahkan dalam hal ini. Protes dari negara tetangga sudah menyerukan penghentian dan pencegahan wabah ini. Indonesia setuju untuk berbagi informasi perusahaan yang dituduh memulai kebakaran kepada Singapura.


Sumber: .abc.net.au

2 komentar :