Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 19 Maret 2013

Solusi Tumpahan Minyak di Lautan

Tidak ada komentar :


Tumpahan minyak di lautan bisa terjadi karena beberapa sebab. Tumpahan ini bisa terjadi karena kecerobohan dan menyebabkan tanker bocor menuju lautan. Ada beberapa cara kebocoran minyak bisa terjadi. Peralatan yang mogok atau rusak dapat menyebabkan kebocoran minyak. Jika peralatan mogok, tanker dapat macet di tanah yang dangkat. Ketika tanker dinyalakan lagi, dapat menyebabkan lubang yang menyebabkan kebocoran minyak.

Ketika suatu negara berada dalam situsi perang, negara dapat membuang galon-galon minyak ke lautan negara lain. Kejadian terorisme juga dapat menyebabkan kebocoran minyak karena mereka dapat membuang minyak ke negara lain untuk mendapatkan perhatian negara tersebut atau berusaha untuk membuat penyataan kepada sebuah negara.

Pembuang ilegal adalah orang yang akan membuang minyak mentah ke lautan karena tidak ingin menghabiskan uang untuk mendekomposisi sampah minyak mereka. Karena mereka tidak akan menghabiskan uang untuk mendekomposisi minyak mereka, mereka membuangnya ke lautan yang mana praktek ini tergolong ilegal.

Bencana alam juga dapat menyebabkan tumpahan minyak, misalnya angin ribut atau badai apabila menyebabkan tanker terbalik dan mengelurkan minyak yang ada di dalam tanker.

Fakta Polusi Air Tumpahan Minyak

Berdasarkan Waterencyclopedia, rata-rata jumlah tumpahan minyak (di mana lebih dari 206.500 galon minyak tumpah ke lautan), dari 1990 ke 2000 sekitar 6.9 setiap tahun. Namun hanya satu atau dua yang mendapatkan laporan dari media utama dari waktu ke waktu.



Yang paling baru, tumpahan minyak di Teluk Meksiko, juga dikenal sebagai tumpahan minyak BP atau tumpahan minyak Deepwater Horizon, memuntahkan 4,9 juta barel (tiap barel setara 42 galon atau 159 liter) minyak ke Teluk Meksiko, menjadikannya sebagai kecelakaan tumpahan minyak di sejarah terbesar di industri petroleum hingga saat ini.

Mungkin sangat sulit untuk memvisualisasi berapa banyak 4,9 juta barel, karena tidak sebegitu sering kita berhubungan dengan angka sebesar itu. Jadi untuk menjadikannya ke dalam perspektif, penulis blog energi, The Seventh Fold, membuatnya lebih mudah bagi kita. Dia mengatakan bahwa jumlah tumpahan minyak ke dalam lautan (205.8 juta galon) cukup untuk memenuhi 17,1 juga rata-rata mobil (yang setara dengan 12 galon masing-masing). Berdasarkan Worldmeters, bahwa sedikit kurang dari 1/3 jumlah mobil diproduksi di dunia di tahun 2007 (52,9 juta).

Namun, tahukan Anda bahwa tumpahan minyak BP tidak bisa dibandingkan ke tumpahan minyak Perang Teluk dalam hal volume yang dimuntahkan ke lautan? Pembuangannya sekitar 6 hingga 8 juta barel minyak dari beberapa tanker minyak ke Teluk Persia oleh tentara Irak sebagai bagian dari strategi militer yang menyebabkan ke tumpahan minyak Perang Teluk - salah satu yang tumpahan minyak terbesar dalam sejarah.

Solusi Mengatasi Tumpahan Minyak di Lautan




Ada beberapa usulan solusi untuk mengatasi masalah tumpahan minyak diantaranya seperti, gambut moss-seperti yang sudah dicobakan di Norwegia tahun 2009 yang lalu; koral minyak; dan pembuatan tanggul yang dapat dibuat untuk menggiring minyak ke daratan, menggunakan mikroba yang dapat memakan tumpahan minyak, hingga solusi ekstrim yaitu dengan membakar minyak yang sudah tumpah di lautan.

Solusi lain yang diklaim sebagai solusi lengkap untuk pembersihan tumpahan minyak melalui bahan penyerap. Pada Oktober 2012 yang lalu Ilmuwan mendeskripsikan apa yang mungkin disebut sebagai "solusi lengkap" untuk membersihkan tumpahan - sebuah material yang super penyerap yang dapat meresapkan 40 kali lebih daripada beratnya di minyak dan dapat dikapalka ke pengkilangan minyak dan diproses untuk memulihkan minyak. Artikel ini merupakan salah satu material yang muncul dalam ACS dalam jurnal Energy & Fuels.

T. C. Mike Chung dan Xuepei Yuan mengemukakan bahwa metode saat ini untuk mengatasi tumpahan minyak yang ada, misalnya pada pada tahun 2010 bencana Deepwater Horizon merupakan solusi low-tech (teknologi sederhana), membutuhkan waktu bertahun-tahun dan tidak menguntungkan dari banyak sisi. Tongkol jagung, jerami dan bahan penyerap lain, misalnya, dapat menahan sekitar 5 kali dari beratnya dan juga menyerap air dan minyak pada saat yang bersamaan. Material ini kemudian menjadi sampah industri yang harus dibuang di tempat pembuangan akhir yang khusus atau dibakar.

Solusi yang mereka tawarkan yaitu material polimer yang merubah tumpahan minyak menjadi lebih lembut, minyak solid yang mengandung gel. Satu pon material dapat memulihkan sekitar 5 galon minyak mentah. Gel ini cukup kuat untuk dikumpulkan dan ditransportasikan. Kemudian bisa dikonversi menjadi sebuah cairan dan disuling/dimurnikan seperti minyak mentah reguler. Minyak ini akan bernilai 15 dolar ketika minyak mentah dijual pada harga 100 dolar per barelnya. "Secara keseluruhan, ini  teknologi poliolefin minyak-SAP baru yang efektif biaya ini, secara dramatis akan mengurangi dampak lingkungan dari tumpahan minyak dan membantu memulihkan salah satu sumber daya alam yang paling berharga."kata penulis.
Sumber: berbagai sumber

Tidak ada komentar :

Posting Komentar