Jenis burung hantu baru endemik ditemukan di Pulau Lombok, Indonesia, bedasarkan penelitian yang diterbitkan pada tanggal 13 februari lalu dalam jurnal open access oleh sebuah tim internasional yang dikepalai oleh George Sangster dari Swedish Museum of Natural History dan rekanannya.
Spesies ini sudah lama membuat kebingungan dengan jenis burung hantu yang sudah ada di Indonesia karena kemiripan bulunya. Namun, pada september tahun 2003, dua anggota tim secara independen menemukan bahwa vokalisasi dari burung-burung hantu di Lombok unik dan berbeda dari burung-burung hantu lainnya di Indonesia.
George Sangster mengatakan, "hal tesebut merupakan suatu kebetulan di mana kami berdua menidentifikasi spesies burung dari berabagai bagian dalams atu pulau, dalam waktu beberapa hari di pulau ini. Hal tersebut merupakan kebetulan, meningat tidak ada seorangpun yang menyadari sesuatu yang istimewa dari burung-burung haru ini dalam 100 tahun terakhir. "
Karena burung hantu adalah hewan nokturnal, mereka menggunakan lagu-lagu untuk berkomunikasi dan mengenai spesies mereka sendiri. oleh jarena itu ketika burung hanru secara konsisten memiliki vokalisasi yang berbeda hal ini secara umum bisa diartikan mereka berasal dari spesies yang berbeda. Pada bunyi lagu burung hantu yang baru siulannya berbeda dengan burung-burung hantu yang lainnya. Masyarakat setempat mengenali burung tersebut dengan menamakan sebagai "burung pok," sebuah nama panggilan yang berdasarkan siulan burung tersebut yang berbunyi seperti, "pok" atau "poook".
Berdasarkan kerja lapangan mereka, dibandingkan dengan spesimen yang ada di musium dari studi-studi sebelumnya, peneliti menemukan bahwa spesie baru burung hantu unik milik pulau satu saja. Ketika melakukan survei, masyarakat setempat di pulau tetangga Sumbawa merasa tidak familiar dengan burung ini. Peneliti mengatakan " tidak satupun masyarakat lokal setempat mengenal lagu siulan yang hasil dari rekaman suara di Pulau Lombok kecuali satu orang saja. Dia adalah imigran dari Pulau Lombok yang tahu lagu siulan ini, dan dia tidak pernah mendengarnya di Pulau Sumbawa ".
Spesies burung hantu baru ini dinamakan Otus jolandae, berdasarkan nama istri salah satu peneliti yang ikut menemukan pada spesies ini di tahun 2003. Nama lain untuk burung ini 'Burung Hantu Penyair Rinjani', dinamakan sesuai dengan Gunung Rinjani, gunung volkano yang ada di Lombok yang merupakan tertinggi kedua di Indonesia.
Sumber: sciencedaily
Tidak ada komentar :
Posting Komentar