Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 27 Desember 2015

Apa yang Harus Dilakukan untuk Membatasi Perubahan Iklim menjadi 1,5°C tahun 2100?

Tidak ada komentar :

Sesuai dengan target di COP21 Paris untuk menargetkan pembatasan kenaikan tidak lebih dari 1.5 °C  kenaikan suhu bumi, sebuah studi baru menganalisis tindakan dan kebijakan yang diperlukan untuk membatasi kenaikan suhu global masa depan menjadi kurang dari 1,5 °C pada tahun 2100. Batas ini didukung oleh lebih dari 100 negara di seluruh dunia, termasuk negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim, sebagai tujuan yang lebih aman daripada tujuan internasional saat ini yang disepakati 2 °C - tujuan yang artinya pengurangan gas rumah kaca yang lebih besar lagi. 



Pembatasan kenaikan temperatur kurang dari 1,5 °C pada tahun 2100 merupakan hal memungkinkan, paling tidak dari perspektif teknologi, berdasarkan jurnal Nature Climate Change oleh berbagai peneliti dari The International Institute for Applied System Analysis (IIASA), the Potsdam Institute for Climate Impact Research dan peneliti-peneliti lainnya. Studi ini memeriksa skenario energi, ekonomi dan lingkungan yang konsisten untuk membatasi perubahan iklim hingga 1,5 °C diatas batas masa pre industri dan membandingkan dengan pemabatasan perubahan iklim sebesar 2 °C.  

'Aksi-aksi untuk mecegah kenaikan dibawah 1,5 °C banyak yang meiliki kesamaan dengan pembatasan dibawah 2 °C,' kata peneliti IIASA Joeri Regelj. 'Namun dengan tujuan yang lebih ambisius meninggalkan tidak ada ruang untuk menunda aksi mitigasi dan reduksi emisi yang perlu peningkatan cepat di dekade mendatang.' Peneliti mengemukanan bahwa persyaratan ekonomi, politik dan teknolog dibutuhkan untuk kedua target tersebut. 
(gambar)

Elemen kunci dalam percepatan energi efisiensi dan pembersihan CO2
Studi ini mengindetifikasi elemen-lemen kunci yang dibutuhkan untuk mencapai target batas kenaikan 1,5 °C tahun 2100. Salah satu fitur yang fundamental adalah pengetatan emisi karbon di masa mendatang. Peneliti PIK Gunnar Luderer menyebutkan dalam skenario 1,5 °C anggaran karbon yang tersisa untuk abad ke-21 berkurang hampir setengah dibandingkan dengan skenario 2° C, akibatnya, lebih dalam pemotongan emisi yang diperlukan dari semua sektor, dan netralitas karbon global akan perlu dicapai 10-20 tahun lebih awal dari yang diproyeksikan untuk skenario 2° C skenario.

Perbaikan lebih cepat dalam efisiensi energi juga muncul sebagai faktor kunci untuk target 1,5 °C. Selain itu, semua skenario menunjukkan bahwa di beberapa titik di abad ini, emisi karbon harus menjadi negatif pada skala global. Itu berartinya bahwa sejumlah besar CO2 akan perlu secara aktif dihapus dari atmosfer. Hal ini bisa terjadi melalui solusi teknologi seperti penggunaan bioenergi dikombinasikan dengan penangkapan dan penyimpanan karbon - teknologi yang masih belum teruji dalam skala besar, meningkatkan tekanan pada sistem pasokan makanan dan dalam beberapa kasus kekurangan penerimaan sosial - atau melalui upaya untuk tumbuh lebih hutan, karbon eksekusi di batang dan cabang-cabang pohon. Aforestasi, namun, seperti perkebunan bioenergi, harus hati-hati seimbang terhadap persyaratan penggunaan lahan lainnya, terutama produksi pangan.

Melampaui batas  dan penurununan di tahun 2100
Berbeda dengan banyak skenario diteliti dalam penelitian baru-baru ini, yang mengatur 2 °C sebagai batas mutlak dan tidak memungkinkan suhu untuk melampaui target.  Para penulis menjelaskan bahwa peningkatan upaya internasional untuk mengekang gas rumah kaca sangat penting untuk menjaga target 1,5 °C dicapai.


"Target 1,5 °C memiliki sangat sedikit kelonggaran," kata Luderer. "Setiap ketidaksempurnaan - baik itu penundaan lebih lanjut dari aksi kebijakan yang bermakna, atau kegagalan untuk mencapai emisi negatif pada skala besar - akan membuat target 1,5 °C tidak tercapai selama abad ini."

Apakah yang dimaksud dengan 'skenario'? 
Skenario yang dimaksud dalam penelitian ini bukanlah prediksi atau ramalan, melainkan cerita atau langkah potensial di masa yang akan datang dengan elemen kuantitatif yang spesifik dan detail mengenai bagaimana ekonomi, iklim da energi berinteraksi. Dengan melihat skenario-skenario ini, peneliti melihat wawasan, jalan dan keadaan yang mungkinkan untuk mencapai tujuan tertentu. 

Sumber: www.iiasa.ac.at; www. sciencedaily.com

Tidak ada komentar :

Posting Komentar