Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 24 September 2015

Mengapa Budaya Bersepeda Populer di Belanda?

4 komentar :
Daerah perkotaan berkelanjutan tidak lepas dari moda transportasi non motoris yang aman, yaitu sepeda. Belanda adalah salah satu negara di dunia tetap bertahan dengan budaya bersepeda yang kental. Sempat mencicipi pembangunan berpusat pada kendaraan bermotor, hal malah menimbulkan jumlah kecelakaan yang tinggi. Budaya bersepeda ini rupanya lahir dari tuntutan warga dan ancaman krisis minyak dunia.


Belanda adalah negari kincir angin yang sangat kental dengan budaya bersepeda. Di manapun di wilayah Belanda, Anda akan menemui warganya yang bersepeda. Di negara ini hampir semua penduduk menggunakan sepeda untuk alat transportasi sehari-hari. Hal ini bertahan hingga sekarang. Faktor apa saja yang membuat hal ini memungkinkan? Bagaimana Belanda bisa melestarikan budaya bersepeda? Kejadian apa yang dibalik budaya ini?

Faktor utama tentu saja infrastruktur jalan untuk bersepeda sangat baik di Belanda. Setiap jalan dilengkapi dengan jalur sepeda yang aman dan nyaman. Namun perjalanan untuk bisa mencapai titik ini melewati beberapa fase yang patut kita simak bersama.

Sebelum Perang Dunia II , rata-rata perjalanan di negeri ini menggunakan sepeda. Namun seiring dengan perkembangan ekonomi dan kemakmuran penduduk yang pesat, pada tahun 1950an dan 1960an jumlah mobil meningkat dengan pesat. Akibatnya prioritas jalan dialihkan untuk mobil dan jalur sepeda terpinggirkan. Peningkatan jumlah mobil ini menyebabkan kenaikan angka kecelakaan di jalan akibat kendaraan bermotor. Pada tahun 1971 tercatat 3000 orang meninggal dunia, 15% diantaranya adalah anak-anak.

Hal ini memicu protes dan pergerakan sosial besar-besaran di negeri ini yang menuntut pemerintah Belanda untuk kondisi bersepeda yang aman untuk anak-anak. Protes yang berjudul 'de Kindermoord' atau hentikan pembunuhan terhadap anak-anak terjadi di mana-mana.

Keyakinan terhadap keandalan dan keberlanjutan kendaraan bermotor di Belanda terguncang oleh krisis minyak Timur Tengah pada tahun 1973, ketika negara penghasil minyak di Timur Tengah menghentikan ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa.

Dua tekanan tersebut membantu mengubah pemerintah Belnada untuk beralih berinvestasi pada infrastuktur sepeda. Para perencana kota di Belanda juga mulai menghindarkan pembangunan yang berpusat pada kendaraan bermotor.

Untuk membuat jalur sepeda yang lebih aman, pemerintah Belanda tidak hanya memperluas jalur namun juga melakukan pembedaan permukaan, tanda lalu lintas bagi kendaraan bermotor dan sepeda. Pengendara sepeda juga dianggap sebagai prioritas utama dibandingankan dengan pengendara kendaraan bermotor, terlihat dengan dipasangnya tanda peringatan 'Bike Street: Cars are Guests'.


Sejak dini, generasi muda dibiasakan dengan menggunakan sepeda. Bahkan pengetahuan bersepeda menjadi bagian penting dalam kurikulum sekolah. Penyediaan parkir sepeda juga diberlakukan di semua tempat termasuk di fasilitas umum seperti sekolah dan universitas.

Ketika sepeda menjadi prioritas bukan berarti pengendara sepeda bisa sewenang-wenang. Sebaliknya, pengedara sepeda juga dwajibkan untuk mematuhi peraturan berkendara dan lalu lintas yang ada. Bagi yang melanggar akan tetap dikenakan denda. Kecelakaan masih ada tentunya namun umumnya kecil dan tidak terkait dengan infrastruktur yag kurang memadai dan pengendara yang tidak mematuhi aturan. Di Belanda diberlakukan aturan 'strict liability' apabila terjadi kecelakaan pengendara kendaraan bermotor diwajibkan mengganti 50% kerugian pengendara sepeda.

Pengendara sepeda di Belanda dapat merasa aman ketika keluar bersepeda sehingga pengalaman menggunaka sepeda pun terasa menyenangkan.

Sumber: bbc.com

4 komentar :