Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 12 Juni 2015

Planton bukan hanya Makanan Paus

4 komentar :

Planton memiliki banyak peran dalam ekosistem dunia, tidak hanya sebagai makanan paus, namun planton juga berperan dalam produksi oksigen dan penyerapan karbon. 


Para ilmuwan meluncurkan analisis yang paling komprehensif yang pernah dilakukan tentang plankton laut, organisme kecil yang berfungsi sebagai makanan bagi makhluk laut seperti paus biru, tetapi juga memberikan setengah oksigen yang kita hirup.

Para peneliti menghabiskan 3.5 tahun di kapal sekunar Tara, untuk mengambil 35.000 sampel plankton dari 210 tempat di dunia, untuk menentukan distribusi organisme, pelacakan bagaimana plankton berinteraksi satu sama lain dan melakukan analisis genetik.

Plankton termasuk tanaman mikroskopis dan hewan, larva ikan, bakteri, virus dan mikroorganisme lain yang melayang di lautan. "Plankton jauh lebih dari sekedar makanan untuk ikan paus," kata Chris Bowler, direktur penelitian di Pusat Nasional Perancis untuk Penelitian Ilmiah, dan salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science.

"Meskipun kecil, organisme ini adalah bagian penting dari sistem pendukung kehidupan bumi, menyediakan setengah dari oksigen yang dihasilkan setiap tahun di Bumi oleh fotosintesis dan berbaring di dasar rantai makanan laut di mana semua kehidupan laut lainnya tergantung."

Para ilmuwan melakukan upaya sequencing DNA terbesar yang pernah dilakukan dalam ilmu laut, penentuan sekitar 40 juta gen plankton, yang tidak diketahui sebelumnya.

Banyak dari plankton yang ditemukan secara genetik beragam dari yang dikenal sebelumnya. Namun, keragaman genetik virus laut jauh lebih rendah .

Dengan menghapus karbon dioksida dari atmosfer dan mengubahnya menjadi karbon organik melalui fotosintesis, plankton menyediakan penyangga terhadap karbon dioksida meningkat yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, kata Bowler.

Direktur Eksekutif Tara Expeditions Romain kesulitan mengatakan kapal berlayar sekitar 87.000 mil atau 140.000 km selama perjalanan penelitian. Selama perjalanan meraka pernah mengalami kesulitan seperti terkunci selama 10 hari di es Kutub Utara, badai di Laut Mediterania dan di Magellan Lurus, dan berlayar melalui Teluk Aden dengan perlindungan dari angkatan laut Perancis melawan bajak laut.

Sumber: newsdaily.com

4 komentar :