Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 20 Juni 2015

Pestisida dan ADHD pada Anak

6 komentar :

Sebuah studi tentang pestisida yang umum digunakan di rumah tangga dengan hiperaktif attention deficit disorder (ADHD) pada anak-anak dan remaja muda menemukan hubungan antara paparan pestisida piretroid dan ADHD, khususnya pada perilaku hiperaktif dan impulsif lebih kuat di anak laki-laki daripada anak perempuan.



Studi ini dilakukan oleh para peneliti di Cincinnati Children's Hospital Medical Center, diterbitkan online pada jurnal Environmental Health. ADHD sendiri adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak sehingga mentebabkan perilaku anak yang tidak lazim atau berlebihan. Bebarap tandanya diantaranta adalah perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk atau sedang berdiri.

Tumbuhnya penggunaan pestisida piretroid dan persepsi bahwa pestisida ini merupakan alternatif yang aman, namun hasil yang kami temukan mungkin sangat penting bagi kesehatan masyarakat." kata Tanya Froehlich, MD seorang dokter anak di Cincinnati Children's Hospital Medical Center yang juga salah satu penulis studi tersebut. 

Menurut Djojosumarto dalam buku 'Panduan Lengkap Pestisida dan aplikasinya', pestisida peritroid adalah kelompok insektisida yang merupakan tiruan atau analaog dari piretrum. Semua piretroid merupakan racun yang mempengaruhi saraf serangga (racun saraf) dengan berbagai macam cara kerja pada susunan saraf sentral.   

Karena kekhawatiran tentang konsekuensi kesehatan yang merugikan, Environmental Protection Agency (EPA) atau Badan Lingkungan Hidup Amerika Serikat melarang dua organofosfat (senyawa organik yang mengandung fosfor), pestisida yang paling umum digunakan untuk penggunaan di dalam rumah pada tahun 2000-2001. Larangan itu menyebabkan peningkatan penggunaan pestisida piretroid, yang sekarang pestisida yang paling umum digunakan untuk pengendalian hama perumahan dan tujuan kesehatan masyarakat. Pestisida ini juga semakin umum digunakan dalam pertanian. Pestisida peritriod sering dianggap sebagai pilihan yang lebih aman karena racunnya tidka sekuat organofosfat yang dilarang. Di sisi lain, studi pada hewan menyebutkan bahwa peningkatan kerentanan pada efek paparan piretroid untuk perilaku hiperaktif, impulsif dan kelainan pada sistim dopamin pada tikus jantan. Dopamin adalah neurokimia di dalam otak diduga terlibat dalam banyak kegiatan, termasuk yang mengatur ADHD.


Para peneliti mempelajari data dari 687 anak-anak antara usia 8 dan 15. Data berasal dari  Survey Kesehatan Nasional dan Gizi 2000-2001, yang merupakan sampel perwakilan nasional dari populasi Amerika Serikat yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang kesehatan .

Pada siklus 2000-2001, laporan survey tersebut adalah satu-satunya studi siklus yang memasukkan wawancara diagnostik gejala ADHD anak-anak dan biomarker pestisida piretroid. Pengukuran paparan Pestisida  dikumpulkan dalam sampel acak urin dari setengah usia 8-11 tahun dan sepertiga dari anak usia 12-15 tahun.
 
Kategori ADHD ditentukan dengan memenuhi kriteria pada Jadwal Wawancara Diagnosic Anak-anak (DISC), alat diagnostik yang menilai 34 diagnosis psikiatri umum anak-anak dan remaja, atau dengan laporan pengasuh dari diagnosis sebelumnya. DISC ini dilakukan oleh seorang pewawancara.

Anak laki-laki dengan kemih terdeteksi 3-PBA, biomarker paparan piretroid, tiga kali lebih mungkin untuk memiliki ADHD dibandingkan dengan mereka yang tidak terdeteksi 3-PBA. Perilaku hiperaktif dan impulsif meningkat sebesar 50 persen untuk setiap peningkatan 10 kali lipat dalam 3-PBA tingkat anak laki-laki. Biomarker ini tidak berasosiasi dengan peningkatan kemungkinan diagnosis gejala ADHD pada anak perempuan.

"Studi kami menilai paparan piretroid menggunakan 3-PBA konsentrasi dalam sampel urin tunggal," kata Dr Froehlich. "Mengingat bahwa piretroid yang non-persistent dan dimetabolisme yang cepat, pengukuran dari waktu ke waktu akan memberikan penilaian yang lebih akurat dari paparan khas dan direkomendasikan dalam studi masa depan sebelum kita dapat mengatakan dengan pasti apakah hasil kami memiliki konsekuensi kesehatan masyarakat."

Sumber: sciencedaily.com

6 komentar :