Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 15 April 2014

Di Balik Bungkusan Buah Pir

2 komentar :

pears 1


Di era supermarket 24 jam dan buah yang tersedian di segala musim, saat ini masyarakat tidak terhubung dengan kenyataan di balik makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Rak sayuran dan buah yang selalu penuh membuat kita berhenti menanyakan dari mana makanan ini berasal, bagaimana produksinya dan mengapa dibungkus sedemikian rupa. Buah pir misalnya, yang umumnya dibungkus dengan tisu kertas, namun pernahkan Anda menanyakan mengapa demikian? Sebuah invstigasi oleh FastCo. design mengemukakan dunia yang kompleks dibalik pengemasan buah pir.

Buah pir merupakan buah yang sensitif. Tanpa pengemasan yang cermat, buah pir akan rusak dan lebam sehingga penampilannya menjadi kurang menarik. Buah pir juga rentan terhadap kondisi yang oksidasi, jamur dan cenderung menyebar cepat bila buah pir diletakkan berdekatan satu dengan yang lainnya.


Agar keuntungan tetap terjaga, petani buah pir memikirkan bagaimana caranya agar buah pir bisa sampai ke tujuan tanpa rusak. Di tahun 1900an, petani mulai membungkus buah pir dengan membungkus kertas yang berbasis minya. Minyak memperlambat oksidasi dan mengurangi kesempatan lebam pada buah. Namun seiring dengan industri kimia yang berkembang sehingga model pembungkus ini digantikan dengan yang lainnya.

Saat ini kertas pembungkusnya terkandung pestisida yang disebut ethoxyquin, tembaga yang membantu menghentikan menyebarkanya jamur. Meskipun disetujui oleh  U.S. Environmental Protection Agency, bahan pestisida ini dilarang di Europa dan Australia.

Hal ini mengarah ke konflik kepentingan di satu sisi, membuang sisa makanan berada di luar kendali di negara-negara maju. Supermarket membuang jumlah mengejutkan dari makanan yang dapat dimakan hanya karena itu tidak "menarik." Di sisi lain, ada pertimbangan kesehatan pengepakan pir. Pengepakan buah pir hampir selalu perempuan (karena tangan mereka lebih kecil). Mereka terkena kontak langsung dengan kertas yang sarat bahan kimia setiap hari. Semua ini hanya karena kita takut beberapa memar pada buah pir.


Sumber: inhabitant.com

2 komentar :

  1. Makasih ya atas share Buah pirnya sangat bermanfaat sekali.

    BalasHapus
  2. Klu saya bolh tau...apa nama tisu yg buat bugkus buah pir ka

    BalasHapus